Peran Pendidik Dalam Bayang-Bayang Politik || Fathurrahman ( Mahasiswa Magister Pendidikan Matematika ,Universitas Muhammadiyah Malang)

   
Created by :
Fathurrahman


     Membangun masa depan berarti membangun generasi, dan untuk dapat mewujudkannya diperlukan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas dapat terlaksana apabila adanya proses pembelajaran yang tepat waktu dan tepat guna dalam mencapai tujuan pembelajaran. Kesuksesan tanpa proses pendidikan hanyalah sebuah hayalan yang kemudian berkembang dan bertumpuk dalam diri sehingga akan mengakibatkan siapapun pelakunya memiliki tingkat stress atau bahkan gila. Gila jabatan, gila harta, gila pujian, dan lain sebagainya. 

       Pendidikan sangatlah menarik dan senantiasa aktual untuk dibicarakan, sehingga pendidikan tidak pernah lekang oleh zaman, karena pendidikan telah mampu menempatkan diri sebagai bingkai peradaban dalam mengembangkan kehidupan manusia, hal ini tentunya terlihat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang dalam kurun waktu terakhir ini telah melampaui perkembangan dan kemajuan dari abad-abad sebelumnya. Oleh karena itu, untuk dapat menyeimbangi perkembangan dan kemajuan yang ada dibutuhkan pemahaman dan kearifan mengenai proses dan ancaman dari kalangan pendidikan sebagai upaya agar mempunyai kesempatan untuk dapat bertahan hidup, produktif, sejahtera, damai, dan aman. 


sumber : ww1.utusan.com

      Indonesia sebagai Negara yang menganut sistem demokrasi, pemahaman berdemokrasi tidak hanya sekedar bertumpu pada nilai kebebasan dalam bertindak saja, namun kebebasan untuk mendapakan kecerdasan mestinya menjadi hal yang diprioritaskan agar proses berdemokrasi dapat terjaga sebagai upaya sadar dalam membentuk kemampuan warga negara dalam berpartisipasi serta bertanggung jawab untuk kehidupan berbangsa dan bernegara.

     Namun dalam perkembangannya, suasana batin pendidikan yang ada di Indonesia umumnya selain lebih banyak diributkan oleh hal-hal administratif seperti pembentukan dan pengembangan kurikulum, pendidikan juga kerap kali dijadikan sebagai ajang pencapaian dan pencarian popularitas, dimana pendidikan bukan lagi menjadi pemersatu bangsa, tetapi merupakan suatu ajang pertikaian dan persemaian manusia-manusia kerdil yang berdiri sendiri. Dalam artian yang sempit, mementingkan diri dan kelompok, hal ini didukung pula dengan adanya persemian dua kekuatan besar yaitu kekuatan politik dan kekuatan ekonomi yang terstruktur dan menjalar.

      Kekuatan politik yang berarti menjadikan pendidikan sebagi wadah perebutan kekuasaan untuk kepentingan golongan yang tersub-ordinasi dari kekuatan politik praktis atau dengan kata lain pendidikan merupakan arena perjuangan politik, dimana setiap kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan akan berdampak pada pengambilan keputusan oleh para pemangku kebijakan baik di tingkat pusat, daerah, hingga pada tingkat satuan pendidikan. Sedangkan untuk kekuatan ekonomi yaitu menjadikan pendidikan sebagai profit orientit untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya terhadap investasi yang akan dilaksanakan.


sumber : https://hmpfuntan.wordpress.com


     Sebagai suatu proses yang banyak menentukan corak dan kualitas kehidupan individu dan masyarakat, tidak mengherankan apabila semua pihak memandang pendidikan sebagai wilayah strategis bagi perkembangan kehidupan manusia, sehingga program dan proses yang ada di dalamnya dapat dirancang, diatur, dan diarahkan untuk mendapatkan output yang diinginkan. Akan tetapi, dalam pendidikan yang menjadi persoalan adalah apakah pendidikan akan melegitimasi sistem dan struktur sosial yang ada atau malah berperan kritis dalam usaha melakukan perubahan sosial dan transformasi menuju kehidupan yang lebih adil, sebagaimana yang dimaksud sebelumnya.

       Walaupun masih ada kesan bahwa pendidikan untuk saat ini tidak dapat berbuat apa-apa, hal ini haruslah dimaklumi, untuk itu dibutuhkan keberanian dari kaum pendidik dalam meluruskan arah pemikiran politik, sehingga untuk kedepannya pendidikan akan mempunyai andil yang sangat besar dalam membentuk tata kehidupan ekonomi dan politik, sehingga mampu melahirkan suatu budaya politik baru, yaitu budaya politik yang akan mendorong pelaku politik untuk bertindak jujur dan cerdas, atau paling tidak bersedia mereduksi unsur-unsur hedonistis dan mengoptimalkan watak humanistik dan patriotik. 

       Dominasi politik ini merupakan hambatan yang sering mengakibatkan terjadinya gangguan emosi atau perilaku dalam proses pelaksanaan pendidikan. Oleh karena itu, kalangan pendidik ketika ingin melakukan penyeimbangan, maka konsepnya adalah memberikan pengaruh kepada para pengambil kebijakan dengan melakukan pencerahan bahwasanya pendidikan itu bersifat antisipatoris dan prepatoris, yaitu selalu mengacu pada masa depan dan selalu mempersiapkan generasi untuk menghadapi kehidupan yang akan datang, terlepas dari peran dan fungsinya sebagai ujung tombak reformasi pendidikan nasional sebagaimana yang termuat dalam UU No. 14 tahun 2005. Sehingga persoalan ini tidak menggandakan peristiwa sejarah bagi dunia pendidikan untuk tidak mempertahankan politik sebagai obyek sejarah yang tangguh dalam memonitoring perkembangan bangsa ini.

Artikel Terkait

Peran Pendidik Dalam Bayang-Bayang Politik || Fathurrahman ( Mahasiswa Magister Pendidikan Matematika ,Universitas Muhammadiyah Malang)
4/ 5
Oleh
Dapatkan Update Artikel via Email!
emoticon
Dapatkan update setiap artikel terbaru otomatis dikirim ke email dengan memasukan email Anda disini!!
Delivered by Feedburner

No Comment