Memahami Masyarakat Bima Yang Rawan Konflik || Damhuji, M.Pd. M.A ( Dosen STKIP Taman Siswa Bima )

       Mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, bahwa masyarakat Bima adalah salah satu masyarakat yang "Laten Konflik Kekerasan". Itulah image yang sudah meng-Indonesia dan begitu populer. Berdasarkan data yang dirilis oleh media bahwa konflik kekerasan di Bima satu dekade terakhir masuk kategori tertinggi di Indonesia.

Damhuji, M.Pd. M.A

      Banyak analisis dan argumentasi yang disampaikan oleh berbagai kalangan; bahwa akar masalahnya, antara lain disebabkan oleh narkoba, pengangguran, kesenjangan ekonomi, ketidakadilan hukum, persaingan politik, krisis kepemimpinan, 'sara' dan dekadensi moral. Apa yang disampaikan oleh para analis di atas benar adanya. Tapi untuk memahami betul apa akar masalah yang menyebabkan lahirnya konfik kekerasan di Bima perlu penelitian yang lama, mendalam, partisipan, dan komprehensif.

      Secara teoritis bahwa masyarakat yang sakit akan mudah Tersulut lahirnya konflik kekerasan sedikit aja pemicunya maka berkobar konflik kekerasan tersebut. Begitupun sebaliknya, bahwa masyarakat yang sehat tidak mudah Tersulut untuk melahirkan konflik kekerasan. NAH, seperti apa masyarakat yang sakit dan sehat itu? Bagi saya masyarakat yang sakit itu adalah masyarakat yang pemahaman/pengamalan agamanya yang rendah, kesenjangan ekonomi yang menganga; angka penganggurannya sangat tinggi, penghargaan terhadap prestasi rendah, Penegakkan hukum yang tidak adil, KKN yang tinggi, dan leadership yang tidak efektif.

     Sementara masyarakat yang sehat adalah sebaliknya, yaitu religius, sejahtera, adil, cerdas, memiliki pemimpin yang intelektual agamis, dan berbudaya dalam segala aspek. Masyarakat yang sehat seperti ini akan sulit diprovokasi atau digiring oleh aktor apapun, termasuk aktor politik sekalipun. Untuk memahami betul, apakah masyarakat Bima dalam keadaan sakit atau sehat; perlu analisis, kajian atau penelitian yang serius. Mestinya/Seharusnya Pemerintah daerah harus memiliki kemauan dan menganggarkan dana penelitian yang cukup untuk memetakan dan memahami akar masalah konflik kekerasan di Bima.

Sumber: Okezone News
       Bagi teman-teman yang mau meneliti persoalan konflik di Bima, karena ini adalah penelitian kualitatif dan penelitian sosial, maka yang paling utama adalah metodologi dan prosedurnya. Teori memang penting, tapi hanya sekedar landasan awal dan sangat boleh jadi berbeda sama sekali dengan apa yang terjadi di lapangan. Teori yang dipakai adalah teori konflik saja dengan ditambah dengan hasil riset terdahulu yang relevan.

        NAH, saya mengajak para Pemuda Bima, terutama yang sedang serius mencalonkan diri sebagai Ketua KNPI untuk berbicara resolusi konflik kekerasan di Bima. Ayo kita dengarkan apa komentar dan gagasan mereka tentang konflik kekerasan di daerah Bima tercinta ini. Jika tak Kompeten maka segera cabut pencalonannya. Kami butuh pemimpin KNPI yang hebat dan berkualitas sebagai nahkoda dan inspirasi bagi generasi muda Bima seluruhnya.


Semoga bermanfaat untuk semua " Teamwork212 "

Artikel Terkait

Memahami Masyarakat Bima Yang Rawan Konflik || Damhuji, M.Pd. M.A ( Dosen STKIP Taman Siswa Bima )
4/ 5
Oleh
Dapatkan Update Artikel via Email!
emoticon
Dapatkan update setiap artikel terbaru otomatis dikirim ke email dengan memasukan email Anda disini!!
Delivered by Feedburner

No Comment